"Di mata kamu, aku ini apa ?"
"Kau, sekuntum mawar --"
"Mawar ?"
"Mawar plastik,"
Bibir ku bergetar,
mata menahan empangan dari runtuh,
dan suara ku tertahan tahan
aku gagahkan bertanya lagi,
"Apa, mawar plastik sahaja ?"
"Kamu mawar plastik,
yang duri duri mu tidak pernah menyakiti aku,
yang terus cantik berwarna merah,
dan tetap engkau tidak pernah akan layu
walau beratus abad kamu aku genggam dalam jemariku, "
.
indahnya :)
ReplyDeletei like this one. =)
ReplyDelete