Al Faruq itu mengomel.
Bukan meragu,
Hanya terganggu.
"Bukankah kau nabi Tuhan?
Yang menguar kebenaran?
Yang menyumpah kemenangan?"
Lantas,
Sang Terpilih itu
Sang Terpilih itu
dengan garis tua di dahi
tersenyum.
Kontan,dunia merasa gembira.
"Aku nabimu,teman.
Kukuhlah dengan janji Tuhan:
Sesungguhnya Kami telah menganugerah kemenangan.
Di sana nanti kita bergandingan.
Dan kamu.
Ya kamu.
Menjadi pria rebutan
bidadari,mata jeli,sejutaan."
"Sejutaan?"
Dan hati yang tadi basi
Kini galak menelan
matahari.
No comments:
Post a Comment