Sekarang makin rendah untuk aku cari.
Dulu bulan di awang nampak kecil.
Sekarang makin besar untuk dipencil.
Bintang-bintang yang gugur ke tanah,
habis pecah terkena pokok-pokok berduri.
Bulan yang tergantung indah,
putus talinya terhempas ke bumi.
Kita sebenarnya masih punya waktu untuk hakikatnya bersama.
Kita sebenarnya masih punya jiwa untuk terima semua.
Kita sebenarnya masih ada rasa untuk nilaikan fahamnya.
Kita sebenarnya kita, yang perlu melambai di langit senja meniti muda.
Balada lagu jiwa yang aku ucapkan semalam mungkin kau lupa.
Tapi hakikinya jelas aku pancarkan dari mulut-mulut pendita.
Kucing-kucing yang bulunya kelabu di hujan merah,
masih ada meratah,
jiwa kita makin parah dengan darah,
darah membuak yang rasanya kita cuma diarah.
Zat yang dahulu kau kucup dari paras rasa cinta manusia,
masih belum aku pinggirkan jiwanya dari samudera.
Sememangnya secintanya Shajahan pada intannya tidak terukir oleh ku Taj Mahal indah.
Cuma aku perlu menadah doa agar kita terus berserah.
Hari ini aku berjanji.
Esok lusa aku tepati.
No comments:
Post a Comment